Diberdayakan oleh Blogger.
"GENS UNA SUMUS" Kita Semua Adalah Saudara.

Selasa, 29 September 2015

PROBLEMATIKA PEMBINAAN CATUR DI KOTA MALANG


Upaya mencari sebuah solusi
Oleh : SAIFUL HIKMAH, WNM


Nayaka Budidharma
Atika Ningtias
Perjuangan pengurus PERCASI Kota Malang periode 2014 – 2018 untuk menorehkan prestasi pada Kejorprov catur di Lamongan tahun 2015 masih mendapatkan kendala. Kota Malang hanya menduduki peringkat IV setelah Surabaya, Sidoarjo dan Pacitan dengan perolehan 1 medali Emas yang diraih oleh Nayaka Budidharma pada kelompok Yunior F Putra,
2 medali Perak yang diraih oleh Atika Ningtias pada kelompok Yunior A Putri 
Ade Kharismatul
dan Ade Kharismatul pada kelompok Yunior D Putri serta 2 medali Perunggu yang diraih oleh Kurnia Robi Firdaus pada kelompok Yunior B Putra dan Titah Gayatri pada kelompo G Putri.
Hal ini harus menjadi catatan penting sekaligus pelajaran bagi PERCASI Kota  Malang, akan tetapi dinamika perkembangan catur di daerah lain juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Berangkat dari permasalahan tersebut, PERCASI Kota Malang harus mencari formulasi pembinaan yang tepat agar pembinaan tetap berjalan dan prestasi dapat diraih tanpa harus menafikan perkembangan atlit daerah lain.
Kurnia Robi Firdaus
Malang sebagai acuan pembinaan atlit catur Kota Malang. Potensi dan prestasi catur Kota Malang sebenarnya tidak kalah dengan daerah lain di tingkat provinsi
Titah Gayatri
Mempersiapkan atlit sejak dini merupakan kunci kesuksesan suatu pembinaan, tetapi untuk mencapai target tersebut diperlukan kerjasama berbagai pihak yang terkait. Komunikasi antara pengurus, wali atlit, paguyuban wali atlit, pelatih, atlit serta pemerhati catur harus terus menerus dilakukan agar pembinaan atlit dapat dilakukan secara terkordinasi untuk meningkatkan pengetahuan (baik teori maupun praktik), pengalaman dan juga prestasi.
Pembinaan atlit catur Kota Malang selama ini memang telah dilakukakan oleh beberapa klub, pelatih-pelatih yang memberikan privat, maupun ekstra kurikuler di sekolah-sekolah yang punya perhatian khusus terhadap olahraga catur. Akan tetapi masih diperlukan terobosan lain untuk meningkatkan kualitas (metode dan materi) dan kuantitas (wadah berupa klub/sekolah) latihan serta kesempatan bertanding sebagai ajang uji coba kemampuan untuk mengevaluasi hasil latihan.
Dari segi atlit, Kota Malang memiliki banyak bibit dan potensi baik yang sudah tergali maupun belum, hal ini terlihat dari antusiasnya sekolah untuk mengirimkan atlit pada setiap kegiatan seleksi maupun turnamen. Potensi ini kalau kita gali dan kita pupuk terus menerus tidak mustahil suatu saat akan muncul lebih banyak lagi atlit catur berprestasi dari Kota Malang. Sosialisasi dan kerjasama dengan sekolah-sekolah harus terus dilakukan untuk memberikan peluang bagi siswa-siswinya yang mempuanyai prestasi catur untuk mengukir prestasi yang lebih tinggi. Pemahaman beberapa pihak termasuk wali atlit dan lembaga pendidikan selama ini yang menganggap bahwa catur adalah sekedar olahraga hobi harus sedikit demi sedikit kita rubah, kita coba beri pemahaman yang sebenarnya bahwa catur merupakan olahraga prestasi dan tidak beda dengan olahraga prestasi lainnya yang apabila digeluti dengan sungguh-sungguh akan membawa manfaat positif bagi atlit itu sendiri.
Permasalah lain dari atlit catur utamanya kelompok yunior adalah kurangnya keinginan yang kuat serta motivasi berprestasi sehingga tidak maksimalnya waktu mereka untuk berlatih. Hal ini dapat dimaklumi disebabkan banyaknya aktifitas dan kesibukan lain mereka disamping berlatih catur. Banyaknya pilihan aktifitas dan kegiatan lain dan tugas sekolah yang menumpuk yang menghabiskan waktu serta momok Ujian Nasional menjadi pertimbangan tersendiri bagi atlit yunior. Kalaupun mereka melilih catur sebagai sarana untuk mengukir prestasi, maka mereka tetap akan dihadapkan pada pilihan antara prestasi akademik atau olahraga.
Salah satu keuntungan Kota Malang karena beberapa Sekolah dan Perguruan Tinggi favorit ada di Kota Malang, hal ini menyebabkan banyaknya atlit catur yang statusnya pelajar atau mahasiswa yang berdomisili di Kota Malang yang menyebabkan semakin berkembangnya dinamika catur, bahkan ada yang menetap di Kota Malang dan akhirnya menjadi atlit Kota Malang.
Salah satu hal yang perlu ditingkatkan frekwensinya adalah kesempatan  atau ajang untuk menguji kemampuan atlit catur Kota Malang, Kejuaraan ataupun turnamen harus diselenggarakan sebanyak mungkin. Beberapa turnamen yang pernah diselenggarakan selama ini baik di Kota Malang maupun di luar Kota Malang masih dirasa kurang. Kesempatan bertanding harus diberikan sebanyak mungkin dalam rangka mengasah kemampuan serta melatih mental tanding. Kurangnya donator atau sponsor menjadi kendala tersendiri bagi terselenggaranya kegiatan turnamen. Beberapa Perguruan Tinggi di Kota Malang mencoba menyelenggarakan turnamen catur diantaranya Brawijaya, UIN, Unmuh, Unmer dan Univ. Kanjuruhan tetapi masih belum memberikan dampak yang berarti bagi pembinaan catur di Kota Malang.
Tanpa mengabaikan proses pembinaan catur di Kota Malang yang selama ini sudah berjalan baik, Sekolah catur merupakan wadah yang ideal untuk mewujudkan kondisi ideal agar pembinaan dan pelatihan catur dapat dilakukan secara maksimal. Hanya saja untuk mewujudkan sekolah catur harus didukung oleh berbagai pihak termasuk ketersediaan sarana prasarana serta dana yang memadai. Langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut diupayakan suatu pilot proyek sebagai ajang uji coba, bisa dengan cara menetapkan salah salah klub yang lebih banyak memiliki atlit yunior atau yang pembinaan atlit yuniornya sudah jalan. Akan tetapi masih tetap dibutuhkan kesediaan dari berbagai pihak untuk membantu mewujudkan pola pembinaan dan pelatihan yang ideal yang harus dibicarakan bersama dan keikhlasan dari pelaksana pilot proyek tersebut untuk menata kembali proses pembinaan dan pelatihannya.
Kendala dana merupakan kendala klasik dan dirasakan oleh semua pihak, akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa untuk mencapai prestasi juga membutuhkan biaya. Ketersediaan donator serta dana yang terbatas menjadi salah satu kendala untuk perkembangan pembinaan atlit catur, karena bagaimanapun sarana dan prasarana tetap dibutuhkan dan jasa serta jerih payah atlit, pelatih dan penyelenggara tetap harus dihargai. Semakin profesioanal pengelolaan suatu organisasi niscaya akan membutuhkan cost yang lebih banyak, bukan hanya sekedar sebagai pengganti jerih payah akan tetapi sebagai penghargaan terhadap kinerja yang telah dicapai.
PERCASI Kota Malang selama ini hanya mengandalkan anggaran rutin dari induk cabang olahraga yaitu KONI Kota Malang, untuk mencari anggaran tambahan lain tidaklah semudah membalik telapak tangan, bukan karena pengurus tidak mempunyai upaya untuk iitu, akan tetapi karena peluang untuk mendapatkan sponsor apalagi untuk olahraga yang tidak terlalu popular seperti catur tidaklah mudah.
Meskipun demikian, pembinaan atlit catur Kota Malang harus tetap berjalan. Kegagalan merupakan cambuk untuk maju dan semakin meningkatkan prestasi, formulasi pembinaan atlit yang ideal harus tetap dicari tanpa mengabaikan pembinaan yang telah dilakukan oleh klub dan pelatih selama ini, sekolah catur yang memiliki metode serta kurikulum yang tertata murupakan harapan.
Salam Satu Jiwa
Bravo Catur Kota Malang
GENS UNA SUMUS.

READ MORE - PROBLEMATIKA PEMBINAAN CATUR DI KOTA MALANG

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP